Kakekku sang pandu sejati.
Saya mencoba untuk mengenang kembali kisah kakek saya almarhum H.Hasan Tawil yang baru saja berpulang kehariban sang Mulk..sang khalil... sang rahman yang menguasai hidup dan mati serta menguasai kerajaan langit.
Nama Saya "Pramudika" tak saya sangsikan lagi, pastilah di ambil dari Kata Pramuka, saya yakin dan percaya hal itu tak lepas dari pemberian sayang "Papa Tua" sapaan akrab saya untuk memanggil beliau. Almarhum membuat "bounding" tersendiri untuk saya, sifat penyayang,sabar dan tegas untuk menyelesaikan hal- hal Yang bersifat prinsip adalah point penting menabuh memoar di kepala..
Ya..klo sdh bertarung rebut kendali dan menang,Go.. Fight and Win..di saatu sisi cara beliau mengajarkan saya untuk memuliakan tamu, hampir tidak pernah beliau mangantar pulang tamu hanya di pintu rumah, almarhum memastikan kendaraan saang tamu sdah tak ada lagi di halaman baru lah papa Tua masuk ke rumah.
Saya pun baru mengetahui bahwa papa tua menjadi bagian dari Gerakan Penuntut Pembentukan Provinsi Sulawesi Tengah (GPPST). Gerakan ini digawangi oleh sejumlah tokoh seperti Ishack Moro, Rusdy Toana, Lolontomene Lamakarate, hingga KH Zainal Abidin Betalembah. papa Tua sendiri menjadi anggota tim di Sulteng, mewakili daerah Tolitoli. Selain itu Papa Tua juga merupakan salah seorang tokoh pembentukan Kabupaten Buol Tolitoli yang disahkan pada tahun 1960.( Mercusuar)
Kejadian jatuhnya pesawat merpati di gunung tinombala selalu menjadi kisah klasik yang selalu saya rindukan untuk di diskusikan, saya menimpali beberapa pertanyaan, bagaimana papa tua bisa hidup, secara lagika pastilah tdak ada yang selamat dari kejadian tersebut, pasti klo bukan kelaparan ya di serang binatang buas, Papa tua menimpali balik pertanyaan saya, "Tua ini orang Pramuka, di Pramuka di ajarkan ilmu Survival, ikuti saja arah sungai pasti ketemu juga dengan perkampungan"Rupanya dari ilmu itu, atas kebasaran Allah, beberapa penumpang trut selamat kerena ikut rombangan Kakek yang bermodalkan ilmu ke pramukaan tersebut..
Kini semuanya hanya tinggal menjadi kenangan Tua..dan cucu- cucumu nantinya akan melanjutkan serba- serbi drama kehidupan..tapi Yakinlah Tua semua pengalaman hidup yang kau berikan kepada kami, tersimpan rapi di memori kami masing- masing..
Kembali lah dengan Tenang Sang Pandu sejati.
Palu,12 Agustus 2021.
cucumu Tercinta.
Yulizar Pramudika Tawil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar